SISTEM INFORMASI AKUTANSI
Sistem adalah sekelompok
elemen-elemen yang terintegrasi/ terpadu/ bekerjasama dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan
Subsistem adalah sistem didalam suatu sistem
dimana sistem berada pada lebih dari satu tingkat
Supersistem adalah bagian sistem yang lebih besar
Elemen system :
Tidak semua system memiliki kombinasi elemen yang sama susunan
dasarnya adalah, Input, Transformasi ( Proses ), Output, Mekanisme Kontrol,
Tujuan.
Perancangan Sistem
Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas
perancangan sistem menurut Wilkinson
(1993):
1.
Tujuan dalam perencanaan sistem dan ususlan proyek seharusnya
dicapai untuk menghasilakn kemajuan dan kemampuan yang lebih besar.
2.
Mempertimbangkan “trade-off” yang memadai antara manfaat dari
tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3.
Berfokus pada permintan fungsional dari sistem.
4.
Melayani berbagai macam tujuan.
5.
Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem (
User ).
Sedangkan Barry E. Cushing (1983) mengemukakan bahwa:
1.
Kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan
organisasi.
2.
Berdasarkan kelayakan ekonomis, berarti sistem memiliki net
present value positif.
3.
Kelayakan operasional, input dikumpulkan ke sistem dan output-nya
dapat digunakan.
4.
Kelayakan perilaku, berarti sistem berdampak pada kehidupan
kualitas kerja users.
5.
Kelayakan teknis, ketersediaan teknologi untuk mendukung sistem
serta teknologi mudah diperoleh atau dikembangkan.
6.
Disesuaikan dengan kebutuhan informasi users.
Definisi SIA ( Sistem Informasi
Akutansi )
Suatu komponen
organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan
bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Menurut ( Wilkinson, 1991)
Sistem informasi akutansi ( SIA ) merupakan suaru rerangka pengkordinasian
sumberdaya ( data, materials, equipment, suppliers, personal, and funds ) untuk
mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informs
akutansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Karakteristik SIA yang membedakan dengan
subsistem CBIS ( Computer Based Information System ) lainnya adalah :
- SIA melaksanakan tugas yang
diperlukan
- Berpegang pada prosedur yang
relatif standar
- Menangani data rinci
- Berfokus historis
- Menyediakan informasi pemecahan
minimal
Subsistem
SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang
secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA
terdiri dari 3 subsistem:
1.
Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnis
harian.
2.
Sistem buku besar/ pelaporan keuangan, menghasilkan laporan
keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
3.
Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen
internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja,
serta laporan pertanggungjawaban.
Berbagai
transaksi non keuangan yang tidak bisa diproses oleh sistem informasi Akuntansi
biasa, diproses oleh Sistem Indormasi Manajemen. Adapun perbedaan keduanya
adalah :
SIA mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisan dan mengkomunikasikan informasi
keuangan.
SIM
mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan
semua tipe informasi
Tujuan SIA
· Tujuan system informasi akutansi adalah untuk menyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilakn keputusan yang dilaksanakan olek
aktivitas yang disebut pemrosesan informasi.
1.
Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support
the –day-to-day operations).
2.
Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support
decision making by internal decision makers).
3.
Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pertanggung-jawaban (to
fulfill obligations relating to stewardship).
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
1.
Mengumpulkan Dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2.
Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilakn keputusan.
3.
Melakukan control secara tepat terhadapt asset organisasi.
Komponen
SIA ada 2 :
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh
SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis
produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut
meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan
produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan
pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang
diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian
SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa
tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari
contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis
modern yaitu :
- Pentingnya komunikasi antar
departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
- Peranan SIA dalam menghasilkan
informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil
keputusan.
Informasi
Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan,
Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak
extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen,
informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam
Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian
perusahaan, yaitu :
1.
Sistem Akuntansi Biaya
2.
Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Sistem Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang
bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur
yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1.
Analisa Perilaku
2.
Metode kuantitatif
3.
Komputer
Analisa Perilaku
Setiap
sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya
kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang
terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan
tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana
memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain
itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi
yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan
diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior)
para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam
menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk
meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada
beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan
rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada
akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.